Ada satu masa dimana setiap orang menjadi lebih mudah mendatangkan pikiran negatifnya. Salah satunya yaitu saat berada dalam keadaan khawatir dan tidak nyaman. 

Saya pun begitu, setiap kali dihadapkan pada hal yang tidak menetu, tidak nyaman, dan tidak biasa, terkadang tanpa motivasi yang kuat kita akan melaluinya dengan iringan pikiran negatif sehingga bisa menyebabkan ketakutan dan kekhawatiran yang sebenarnya belum tentu akan terjadi, yang kemudian hal-hal tersebut dirasionalkan oleh otak kita dengan alasan-alasan yang dapat memperkuat keyakinan kita untuk tidak bisa mendapat penyelesaian atau pemecahan masalah dalam sebuah kondisi. 

Saya akan bercerita tentang sebuah pengalaman saya. Suatu waktu saya dihadapkan pada sebuah kondisi yang cukup tidak menyenangkan, klo menurut orang lain hal ini adalah hal yang biasa saja tapi menurut beberapa orang hal ini bukan hal biasa. Berada ditengah orang-orang ramai yang suka ngobrol terkadang bukan hal yang mudah bagi saya sebagai seorang introvert. Ah... saya jadi ingin sedikit membahas tentang introvert terlebih dulu. Menurut pandangan saya, yang berasal dari beberapa buku dan artikel yang pernah saya baca, introvert bukan berarti tidak bisa bersosialisasi, introvert tidak selalu pemalu tapi bisa jadi orang pemalu itu termasuk introvert. Introvert lebih merasa bahwa berinteraksi terlalu banyak dengan orang lain akan menguras energi mereka, itu sebabnya para introvert lebih senang menghabiskan waktu sendiri, dengan orang terdekat atau hal-hal yang tidak terlalu banyak melibatkan orang lain, jadi introvert bukanlah hal buruk, bukan juga kelainan bersikap, bukan juga tidak bisa bersosialisasi, juga bukannya tidak bisa menjadi presenter, pembicara atau motivator, introvert dan extrovert mempunyai peluang yang sama hanya saja cara para introvert dan extrovert dalam menghadapi situasi ramai memang berbeda . Kembali ke topik awal, lalu saya berfikir apa benar mereka yang lebih mudah bergaul dan mudah 'memilih' teman itu di sebabkan karena keramahan mereka dan kelebihan mereka dalam memunculkan topik pembicaraan disetiap waktu?! lantas mereka bisa bebas memilih mau berteman dengan siapa, dan tidak akan berteman dengan orang-orang yang tidak bisa diajak bicara? dan kemudian hanya bermain dengan orang yang mereka anggap asik? dan kemudian mengacuhkan kami yang tidak pandai berinteraksi? 
semua jawabannya, benar!
Benar begitu adanya, dan saya pun mengerti, tepatnya baru benar-benar memahaminya belakangan ini. Selama ini tidak begitu penting mau berteman dengan berapa banyak orang yang terpenting saya punya teman dekat yang klop. Tapi ternyata bisa punya temen dekat yang klop sekaligus punya teman yang banyak itu jauh lebih enak. 

Ada sebagian dari kita yang merasa minder dan gak percaya diri karena merasa grogi saat harus bertemu dengan banyak orang, merasa dirinya gak spesial, dan merasa gak akan ada banyak orang yang mau berteman dengannya, hal ini sepertinya gak cuma terjadi pada masa anak-anak tapi juga remaja hingga dewasa (buktinya saya juga pernah merasa begitu looh, bahkan mungkin masih, saya jujur ya :D)

Pada kenyataannya itu adalah salah satu pola pikir negatif kita. Kenapa begitu? iya itu hanya karena kebiasaan kita dalam menilai diri kita, yang menurut saya walau ada benarnya tapi itu agak berlebihan. Setiap manusia punya kekurangan pasti juga punya kelebihan dan begitu juga sebaliknya. Misalnya kekurangan kita adalah sedikit agak susah membaur dengan pembicaraan terbuka yang terdiri dari banyak orang atau agak sulit mencairkan suasana. Itu adalah perasaan awal yang kita rasakan saat berada didalam sebuah kondisi yang kita anggap kurang nyaman, padahal itu semua bisa diatasi dengan mudah. Saat kita mencoba untuk merubah mindset kita, kita akan mencoba menanmkan pikiran bahwa kita ini adalah orang yang bisa menghadapi ketakutan kita,  Initinya adalah fokus pada hasil akhir yang kita inginkan. 
Dan ternyata walau semua pertanyaan diatas yang saya sebutkan, jawabanya adalah benar tapi, yang sebenarnya pilih-pilih teman itu bukan yang kita sebut "mereka" tapi diri kita sendiri. Karena yang dari awal sudah menghindar itu adalah diri kita terlebih dulu, saat kita mencoba menanggapi setiap pembicaraan yang ada dengan baik lalu kita ikut andil didalamnya, dan menyuarakan pemikiran kita dengan cara baik, gak ada yang akan memojokkan kita, malah pembicaraan akan semakin seru dan kondisi menjadi membaik. 

Benar jika dikatakan bahwa saat kita berpikir positif tentnag sesorang kemudian kita menciptakan sikap yang welcome, maka orang lain pun akan merasakan hal itu, dan itulah yang akan terjadi. Yup... kekuatan pikiran, itu kenapa dalam islam kita diharuskan berhusnudzon karena kita belum tau apa yang akan terjadi sehingga tidak tepat jika kita sudah mendahuluinya dengan berpikir negatif, khususnya dalam hal berteman disini dan umumnya..yah..bisa dalam berbagai hal.

So...,masihkah kita perlu merasa minder dan merasa dikucilkan hanya karena tidak ditemani?! Ternyata seringkali kita yang harus mendekat kepada suatu hal. Jadi gak ada alasan untuk mengatakan gak apa-apa gak punya banyak temen asal punya temen deket yang klop, tapi diganti dengan punya banyak teman dan juga teman dekat yang klop. 
Menurut saya, kita gak harus ramah 24jam dengan semua orang yang kita temui,jg gak selalu harus bisa berteman dengan semua orang tapi pastikan orang-orang bisa mengenal kita dengan baik dan bisa melatih kekakuan kita dalam berinteraksi. Ini bisa kita jadikan pencapaian baru dalam menyeimbangkan kebiasaan buruk dengan kebiasaan baik kita. 

Menjadi lebih baik itu gak ada ruginya kan. Walau hal ini terdengar agak sulit untuk dimulai tapi bisa dilakukan kok. Saya pun sering masih merasa minder, tapi ketika sadar, saya tau masing-masing kita punya kelebihan dan kekurangan, dan kita bisa memaksimalkan kelebihan dan meminimalisir kekurangan. 
Ini salah satu cara saya meminimalisir kekurangan saya, menulis tentang bagaiman kita bisa memulai berpikir positif terhadap salah satu kekurangan atau kebiasaan buruk kita. Dengan begini saya jadi punya catatan pengingat untuk memudahkan saya berfikir positif dalam menghadapi orang-orang baru.

Viel Erfolg!!!

 
 
Saya berharap sedikit demi sedikit dengan dimulai dari menulis hal yang sederhana dengan makna yang sederhana dengan image yang sederhana pula maka suatu saat, saya bisa menulis hal yang jauh sangat bermanfaat, sangat menggugah, sangat menginspirasi dan sangat mengesankan
 
Entah karena kondisi ataukah murni intuisi
yakin jika kali ini karena kondisi yang beberapakali mengetuk-ngetuk

Ya rasa yang seperti itu memang ada
Rasa yang sepereti itu memang nyata
Rasa itu bisa disebut indah
Kadang sedikit mendebarkan

Tapi rasa itu adalah rasa yang
Jika semakin dirasa malah semakin memupus
Jika dipikirkan jadi terasa berlebihan
Jika diingat-ingat malah terasa hambar
Hanya setidaknya telah diketahui bahwa rasa itu adalah sebuah rasa yang positif bukan rasa yang negatif
dan sekali lagi bukan rasa kekesalan, kebencian, dendam atau rasa negatif yang lainnya

Belum tau apakah rasa itu akan berkelanjutan, semusim atau bahkan sesaat

Belum mau peduli
 
Terinspirasi dari sebuah kondisi

Teman bisa menguatkan juga membuat kita lemah
Teman bisa mennyemangati tapi juga bisa melalaikan
Teman bisa menuntut kita untuk berubah menjadi baik tapi juga bisa membuat banyak alasan pembenaran atas kesalahan kita

Dekat dengan teman bisa membuat kita memiliki banyak masukan tapi juga bisa membuat kita bergantung pada mereka

Menyenangkan tidak selalu baik, berteman bisa menimbulkan rasa senang yang bagus tapi ada juga saat dimana berteman bisa berdampak tidak baik, walaupun kita merasa senang saat itu

Menyakitkan juga tidak selalu buruk, ada saat dimana kita merasa tidak nyaman berteman dengan teman yang ingin menchallenge kita untuk menjadi lebih baik, tentunya cara yang tulus akan terasa lebih mudah diterima dari pada saat kita mengingatkan dengan disertai emosi negatif(secara langsung atau tidak langsung,karena intuisi tidak bisa dibohongi)

Teman bisa mempengaruhi sikap kita, membuat kita menjadi lebih baik atau membuat kita merasa betah berada di zona nyaman kita walaupun terlepas dari itu semua perubahan diri kita sangat tergantung pada kemauan dari dalam diri sendiri

so sebenernya ini yang mau saya sampaikan
Bertemanlah agar menjadi lebih baik bukan berteman hanya agar merasa senang
karena senang belum tentu bisa membuat kita lebih baik tapi menjadi lebih baik pasti akan membuat kita menjadi senang

Teman baik adalah teman yang bisa menyadarkan kesalahan-kesalahan kita dan bukan yang mencari alasan untuk membenarkan kesalahan kita
sekali lagi, bukan yang mencari-cari alasan untuk membenarkan kesalahan kita

    Author

    Write something about yourself. No need to be fancy, just an overview.

    Archives

    July 2012

    Categories

    All